

Tulisan saya kali ini memang bertujuan untuk menjadi we-media dan bukan sekedar menjadi me-media – sesuai dengan keterangan yang saya dapatkan dari guru saya Kang Pepih Nugraha pengelola situs kompasiana ini. Bahwa sebuah blog itu dapat menjadi semuanya tanpa sekat yaitu: (1) me-media; (2) we-media; dan (3) our-media. Nah, terkait dengan tulisan saya dibab ini, saya ingin sedikit menyentil seseorang dari DPP PPP yang sejujurnya telah saya ikhlaskan posisi saya di No. 1 untuk dipakainya – sebelum Keputusan berdasarkan Suara Terbanyak dikeluarkan MK (Mahkamah Konstitusi) – bernama Somali. A. Malik. Diawal saya masih dapat menahan rasa geram dan mengelus dada, karena posisi Somali A. Malik ini adalah Wasekjen dari unsur aliran Islam Perti (sebenarnya kecil dan menjelang hampir musnah bila mereka tidak serius melakukan pembinaan kader-kader yang tersisa). Namun kejadian yang dengan sengaja ditimpakan kepada diri saya beserta beberapa orang tandem saya disekitar empat hari yang lalu benar-benar mulai mnyesakkan dada. Kejadian dimulai sejak pagi hari ketika saya mendapatkan laporan bahwa beberapa pamflet, banner, spanduk, dan sticker dirusak ‘diduga’ dengan sengaja oleh ‘orang-orang’ Somali. Beberapa dari para banalis tersebut terpergok oleh anggota timses saya dari Kota Cimahi.
Perbuatan kriminal tidak berhenti hingga disana, karena undangan resmi via sms dari salah seorang Ketua DPP PPP bernama Pak Emron Pangkapi (lebih kepada staff khusus Pan Menkop UKM Suryadharma Ali) agar malamnya mewakili PPP shooting diacara sejenis panggung demokrasi di Global TV namun dibalut dengan musik dan lagu dangdut – jadi tidak terlalu serius formatnya. Yang terpilih mewakili partai ada tiga orang, taitu: (1) Okky Asokawati; (2) Irvan Pulungan; dan saya (3) Marissa Haque Fawzi. Tentu saja kami – saya dan para tandem semua bersemangat karena masih terbayang-bayang kebahagiaan yang muncul pasca kemenangan gilang-gemilang saat shooting di Global TV kemarin. Dan yang paling bersemangat adalah Pak Suwardi bapak angkatku di PPP yang merupakan salah satu ketua didalam timsesku di dapil Jabar 1 ini. Dimana dengan keikhlasan luar biasa beliau khusu naik motor dari kota Bandung menuju wilayah saya sosialisasi dikota Cimahi hanya untuk sekedar membawakan dana cash – beliau bukan orang kaya dan ‘hanya’ seorang mantan anggota dewan DPRD tingkt II Kota Bandung – sebesar Rp 1.400.000,- untuk biaya makan dan transportasi kami semua.
Masya Allah… saya sangat terharu luar biasa menyaksikan dan merasakan keikhlasan tinggi yang sangat luar biasa dari sang tokoh senior PPP — dari aliran Islam Parmusi yang sebelumnya Perti ini — yang berusaha meng-akurkan serta merapatkan barisan demi bangkitnya kembali PPP partainya yang diwilayah Jawa Barat wa bil khusus Jabar 1 (kota Bandung dan kota Cimahi) tercinta tersebut.

Ahmad Yani sebagai pengganti Irvan Pulungan tidak punya masalah dengan saya secara pribadi, karena sejauh ini hubungan kami terjalin melalui beberapa kali diskusi terkait dengan penanggulangan serta langkah-langkah hukum atas delik pidana ‘dugaan’ ijazah palsu Ratu Atut Chosiyah, SE dari Universitas Borobudur, Jaktim. Walau pada prinsipnya let’s agree for not agree dalam penanggulangan kasus pidana tersebut diatas, namun kami selalunya sopan antar satu dengn lainnya.
Namun tidak demikian/berbeda dengan Bu Ona (Nurhayati Payapo) yang sejak saya baru mendarat di PPP secara terbuka melalui koran Rakyat Merdeka menyatakan PERANG dengan kehadiran saya didalamnya dan mengancam Ketum PPP Bapak Suryadharma Ali agar tidak memberikan diskresi kepada saya Marissa Haque Fawzi. Pernyataan Ona saat itu menjadi headline di koran Rakyat Merdeka tersebut. Agar tidak jatuh kedalam fitnah tak mendasar, maka terkait dengan ribut-ribut kedua Ona terhadap sicantik-gaya Okky Asokawati yang dianggap telah merebut dapil lamanya di DKI 2 (Jaksel dan Luar Negeri) dapat dilihat pada beberapa alamat situs dibawah ini:

- http://www.new.detiknews.com/read/2008/09/08/172626/1002495/10/digeser-okky-asokawati-nurhayati-pikir-pikir-keluar-ppp
- http://www.detikinet.com/commentpaging/2008/09/08/172626/.../1/digeser-okky-asokawati-nurhayati-pikir-pikir-keluar-ppp
- http://www.indo-latestinfo.com/Digeser-Okky-Asokawati-Nurhayati-Pikir-pikir-Keluar-PPP.html
Sebagai salah satu unsur ketua di DPP PPP, saya menghimbau agar Pak Somali A. Malik — gambar posternya tertera diatas ini pesis dibantung dibawah banner saya disekitar daerah Sarijadi dikota Bandung — sudah harus meninggalkan cara-cara preman/bromocorah yang sangat tidak Islami seperti apa yang telah saya jelaskan diatas. Karena Pak Somali oleh karena posisi di DPP PPP telah berhasil mendapatkan posisi saya dinomor 1 pada dapil Jabar 1 yang telah saya ikhlaskan keberadaannya.
Alhamdulillah, Allah SWT mengijabah doa rintihan saya atas kedzoliman jebakan oknum elit DPP PPP diposisi 2 yang pada awalnya hanya didisain agar saya semata diproyeksikan menjadi vote getter buta pada Pileg 2009 ini dengan posisi 2 – sementara PPP sebagai sebuah partai selama ini dikota Bandung kurang sexy secara politis/tidak laku dengan hasil hanya 1 kursi atau tidak dapat kursi sama sekali. Maka sebelum keputusan MK keluar, kemungkinan besar saya tidak berhasil dengan posisi dinomor 2 sangatlah besar. Semangat sayapun sempat jadi drop luar biasa. Terutama disaat setelah saya menagih keras pada Ketum PPP agar mengembalikan saya diposisi sesungguhnya pada nomor 1 seperti sebelum diacak-acak oleh oknum tertentu tersebut sehari sebelum ulang tahun saya ke 46 pada pulul 24.00 tanggal 15 Oktober 2008 lalu.
Setelah keluarnya keputusan MK belakang ini, dengan segala kerendahan hati saya memohon kepada kita semua saudara dan saudariku para kader PPP yang membaca esei pada blog pribadi saya ini bahwa dimanapun anda berada agar menahan diri serta jangan menjadikan semua gejolak aturan politik yang terjadi belakangan ini sebagai sebuah perubahan yang membebani kita semua. Jangan jadikan beban saudaraku… please… jangan! Karena politik di Indonesia sebenarnya tidak lebih dari panggung sandiwara, sangat mirip syair didalam lagu Ahmad Albar dari grup God Bless.
PPP adalah partai dakwah saudaraku, dan kita para kader adalah para kader dakwah. Sangatlah tidak pantas bilamana kelakuan kita tidak sesuai dengan semangat Maulid Nabi Besar Muhammad SAW junjungan kita semua yang mengajarkan 4 sifat utama yang wajib kita semua miliki tanpa terkecuali, yaitu: (1) Shidiq; (2) Amanah; (3) Tabligh; dan (4) Fathonah.
Yuk, kita bangkit dengan semangat perubahan Islam menuju lebih baik…
Allahu Akbar! Kita belum merdeka!