Thursday, 16 April 2009

Jangan Menjadi Beban Bagi Kita Semua

Beberapa sms dan telpon yang masuk di cellular phone saya maupun Ikang Fawzi suamiku membuat kami berdua yang baru saja merayakan HUT Pernikahan yang hampir seperampat abad ini tersenyum geli. Apalagi belum lama yang lalu disalah satu stasiun TV swasta kita menayangkan mengenai persiapan ruang dan tempat tidur tambahan pasien gangguan jiwa dibeberapa RSJ diseluruh Indonesia.

Memang kondisi dinegeri ini cenderung mengkhawatirkan karena Pileg 2009 dilaksanakan secara serentak diseluruh tanah air dan melibatkan ribuan calon legislator dari seluruh pelosok negeri. Nah, sejauh ini tidak pernah dilakukan riset mendalam terhadap kondisi mental-spiritual-finansial para personal yang telah mengikuti ‘perlombaan’ — walau sebagian besar dilaksanakan secara curang dan terdisain — bagaimana kondisi mereka pasca event tersebut.

Kami berdua pasangan suami-istri yang telah mengarungi bahtera rumah tangga selama hampir seperampat abad merasa baik-baik saja serta tidak mengalami stress apapun juga. Alhamdulillah barangkali karena kami telah sejak remaja dikenal orang menjadi figur publik, memiliki penghasian baik, termasuk pendidikan yang cukup. Tentunya bila perjuangan kami berdua berhasil kami akan merasa sangat berbahagia dan bila gagal akan sedikit merasa sedih. Namun akan berhenti sampai dititk tersebut saja rasa sedihnya. Kami berdua insya Allah akan terhindar dari petaka depresi yang tidak diperlukan. Pertama karena iman kami cukup, dan kedua karena kami sangat mahfum buruknya kerja pemerintah kita pasca Orde Baru dan selama masa transisi reformasi sekarang ini yang tidak transparan apalagi akuntabel.

Tidak perlu merasa depresi saudara-saudariku sekalian para calon legislator yang disayang Allah. Karena hidup adalah panggung sandiwara. Menjadi Wakil Rakyat bukanlah satu-satunya aktualisasi diri dibumi Pertiwi Indonesia. Dan bila tidak terpilih, insya Allah dunia tidak akan berhenti berputar!

Allahu Akbar! Kita belum merdeka!

Salam kasih,

Marissa Haque Fawzi (PPP) dan Ikang Fawzi (PAN)

di Pelangi Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, 2009.

Read more!

Monday, 13 April 2009

Caleg Artis Dulang Suara, Bersaing Ketat dengan Politikus

Source : pemilu.detiknews.com
Strategi memasang artis sebagai vote getter partai benar-benar jitu. Beberapa artis yang dipasang parpol memperoleh suara terbanyak nomor 1 atau 2, berkejar-kejaran dengan politikus.

Di situs tnp.kpu.go.id, hingga Senin (13/4/2009) pukul 16.00 WIB membuktikan hal itu.


Sebut saja para caleg artis dari Partai Amanat Nasional (PAN). Ikang Fawzi dengan nama aslinya Ahmad Zulfikar Fawzi bertengger di nomor urut 1 dapil Banten 1 dengan suara 180.

Hal yang sama dialami artis sinetron Raslinna Rasidin di dapil DKI Jakarta III, bertengger di nomor urut I dengan suara 190. Pelawak Eko Patrio pun seakan tak mau kalah, dia meraja di dapil Jatim VIII dengan suara 53.

Primus Yustisio setali dua uang. Dengan menggaet suara 4.405, dia menguasai dapil Jabar IX. Ada pula Derry Drajat di dapil Jabar II yang mendapatkan peringkat 2 terbanyak. Kadang kala perolehan suara caleg artis itu berkejar-kejaran dengan politikus. Pelawak Mandra mendapatkan posisi nomor 2 dari PAN dapil DKI I dengan 633, di bawah Ketua DPW PAN DKI Andi Anzhar Cakrawijaya yang memperoleh suara 1.051.

Lalu ada Nurul Arifin, caleg Golkar dari dapil Jabar VII, mendapatkan peringkat 1 dengan 4.848 suara. Sementara di bawahnya ada Ade Komarudin yang juga masih menjadi anggota DPR, dengan 2.493 suara.

Dari Partai Demokrat (PD), ada mantan Putri Indonesia Vena Melinda dari dapil Jatim V berada di nomor urut 2 dengan 1.926 suara. Kendati terpaut jauh, Vena mengekor Ketua DPP PD Anas Urbaningrum yang mendapat 18.629 suara.

Malah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) artis Rieke Dyah Pitaloka mengalahkan Ketua Dewan Penasihat PDIP Taufiq Kiemas. Sama-sama bersaing di dapil Jabar II, Rieke memperoleh 1.737 suara, sementara Taufiq berada di urutan berikutnya dengan 997 suara.

Read more!

Friday, 10 April 2009

Alhamdulillah, Ratih Sanggarwaty Lolos Jeratan Pidana Pemilu

Alhamdulillah Tih… Alhamdulillah, Ratih Sanggarwaty Lolos Jeratan Pidana Pemilu. Disaat saya membaca tentang khabarmu dari beberapa situs internet saat masih di Jabar 1 dapilku, seluruh sendi kakiku terasa lemas dan kaki ini menjadi dingin. Takut kalau ada apa-apa dengan pencaleganmu. Karena Ratih adalah salah satu maskot kebanggaan PPP, jangan sampai terjadi sesuatu denganmu. Namun alhamdulillah semuanya telah berhasil dilalui ya Tih… Bismillah… tinggal langkah kanan kita semua mengawal seluruh suara yang berhasil kita kumpulkan untuk PPP bangkit pada tahun 2009 keatas ya?

Salam kasih serta doa ikhlas dari saudari PPP-mu,

Dari: Marissa Haque Fawzi, di Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi)


Ratih Sanggarwaty Lolos Pidana Pemilu

Rabu, 08 April 2009 | 06:01 WIB

Oleh: Yekhti HM

TEMPO Interaktif, Sidoarjo: Dugaan pelanggaran pemilu yang menimpa Ratih Sanggarwati tak terbukti. Tudingan kepada calon legislator DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan nomor urut 1 untutk daerah pemilihan Surabaya dan Sidaorjo ini dinyatakan tidak dapat diproses hukum, lantaran syarat tindak pidana pemilu tak terpenuhi. “Tidak ada penyampaian visi dan misi,” kata Subhan, Panitia Pengawas Pemilu Sidaorjo, kemarin.
Seperti dikabarkan sebelumnya, pada hari pertama masa tenang, Ratih Sanggarwati memperkenalkan buku barunya 24 Cerita Hikmah Ratih Sang, Oh Indonesia Rayaku. Selain membagikan buku yang identik dengan nomor PPP dalam surat suara itu, Ratih juga membagi free letter charming yang didalamnya terdapat iklan pencalegan Ratih.

Dalam Pasal 82 junto Pasal 269 UU Pidana Pemilu No. 10 Tahun 2008 dinyatakan siapa saja yang terbukti melakukan kampanye di luar jadwal, mengumpulkan orang, menyebarkan gambar yang mempunyai unsur ajakan, dan pemakaian atribur partai juga
penyampain visi misi, dapat dipidana. “Panitia pengawas sebenarnya berpendapat tidak semua unsur harus terpenuhi,” kata Subhan.
Tapi, kata dia, Kejaksaan dan Kepolisian berpendapat semua unsur harus terpenuhi. “Untuk memperkuat ukti-bukti yang lain karena itu kasus Ratih dianggap selesai,” kata Subhan.

Untuk sementara, jerat pidana membebaskan perancang mode kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 8 Desember 1962 ini. Ia tetap bisa tenang untuk mencontreng sekaligus sebagai calon legislator pada Pemilu DPR 9 April ini.

Ratih yang juga peragawati sebenarnya sudah jarang tampil di publik untuk urusan berlenggak-lenggok lagi di catwalk. Tapi, ia tetap berkarya seperti menulis buku-buku tentang mode, mengikuti seminar dan terakhir terjun di dunia politik.

Di antara buku karyanya Tampil Anggun Dengan Busana Muslim Ala Ratih Sang, Jubah Ratih Sang: Satu Pola Beragam Gaya, Kiat Menjadi Model Profesional dan banyik banyak lagi.

Read more!

Tuesday, 7 April 2009

Ikang Fawzi & Marissa Haque: Caleg Pasutri yang Beda Parpol

www.jawapos.com
Poster, spanduk, dan baliho cantik memikat milik Marissa Haque tersebar di daerah pemilihan Jabar I (Kota Bandung dan Kota Cimahi), sebagai kader PPP yang menajdi Caleg PPP ia maju dari dapil Jabar I. Hal yang sama juga dilakukan suami Marissa, Ikang Fawzi yang maju dengan ‘baju’ PAN dari daerah pemilihan Banten I (Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang).
‘Kami mengonsep (media kampanye, Red) itu sama-sama lho,’ ungkap Marissa kepada Jawa Pos kemarin (8/3). Bahkan, lanjut dia, tempat produksi media kampanye yang telah dikonsep berdua tersebut juga sama.

Meski beda partai, kata Marissa, dirinya dan suami berusaha selalu bekerja sama untuk pemenangan satu dengan yang lain. Marissa mengaku juga turut mendorong agar Ikang lolos terpilih sebagai anggota DPR. ‘Begitupun Ikang, dia juga banyak bantu saya,’ ujar artis pada era 1980-an itu.

Misalnya, ungkap Marissa, didapatnya informasi hasil survei yang dilakukan partai suaminya (PAN) tentang potensi caleg per dapil. Data tersebut, menurut dia, sangat membantu karena telah memetakan potensi kekuatan caleg di dapil masing-masing. Temasuk peta popularitas caleg di dapil tempat Marissa berada. ‘Di sana, alhamdulillah, saya disebut paling populis di antara caleg-caleg yang ada,’ ujar caleg nomor dua DPR dari PPP tersebut.

Marissa bahkan mengaku bahwa dirinya membantu suaminya membuka pintu konstiuen di Banten. ‘Saya bantu tunjukkan simpul-simpul massa di Banten,’ ujar politisi yang sempat menikmati sebentar kursi Senayan melalui PDI Perjuangan pada 2004-2006 itu.

Sebagai mantan cawagub Banten, jaringan massa Marissa Haque tersebar diseluruh daerah tersebut yang sejujurnya memang tidak boleh dikatakan kecil. Meski pada akhirnya untuk sementara gagal terpilih, selisih suara dengan pemenang pilgub Ratu Atut Chosiyah sebenarnya tidak terlalu lebar. ‘Kami tetap bekerja sama memenangkan masing-masing di antara kami karena sebenarnya tujuan kami maju juga sama,’ ujarnya.

Sebelum maju di pilgub Banten, karir politik Marissa dimulai ketika bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2004. Saat itu dia terpilih sebagai anggota dewan. Namun, belum sampai selesai, Marissa di-recall dari Senayan setelah memutuskan maju dalam pilkada Banten. Marissa dinilai melawan partai karena bersama Zulkiflimansyah maju dengan kendaraan PKS dan PSI karena merasa tidak bersedia dipaksa berkolaborasi dengan kejahatan semisal dugaan korupsi atas laporan BPKP atas Provinsi Banten tahun 2005-2006 dan dugaan atas penggunaan ijazah paslu oleh Ratu Atut Chosiyah disaat mengikuti Pilkada Banten 2006 lalu.

Komitmen kerja sama di antaara caleg pasutri beda partai itu ditegaskan juga oleh Ikang. Dia meyakinkan bahwa keharmonisan keluarganya tidak terkoyak sama sekali hanya karena beda partai.

Bahkan, dia mengibaratkan, rumah tangga mereka seperti rumah tangga Gubernur California, Amerika Serikat, Arnold Schwarzenegger yang juga berbeda partai dengan istrinya.

‘Justru saya bangga karena beda partai. Sebab, kalau satu partai, kan akan mengesankan kemaruk karena tidak memberikan kesempatan kepada orang lain,’ kelitnya.

Rocker 1980-an itu juga berusaha meyakinkan, menjadi caleg dari partai yang berbeda sebenarnya lebih efektif. Tujuan memperjuangkan amanat rakyat akan lebih mudah karena sudah satu visi. Kemungkinannya akan lebih besar kalau berjuang dengan banyak kendaraan.

‘Ibaratnya, kalau kita menembak satu sasaran, bukannya lebih baik ketika senapan yang digunakan itu dua,’ kata pria kelahiran 23 Oktober 1959 tersebut.

Bagaimana suka dukanya pasutri menjadi caleg? Pria bernama asli Ahmad Zulfikar Fawzi itu mengatakan, yang paling terganggu adalah masalah keuangan dapur karena keduanya membutuhkan dana politik yang besar. ‘Dana yang harus dikeluarkan, baik itu untuk akomodasi, konsolidasi, maupun dana kampanye, otomatis juga dua kali lipat,’ kata Ikang, lantas terkekeh. Toh dia merasa tak kecewa. Ikang bahkan mengaku senang dalam berpolitik. Dia mengatakan, dirinya mulai akrab dengan politik sejak pertengahan 1997. Dia menceritakan, ketika itu diminta oleh tokoh reformasi Amien Rais untuk mengumpulkann sejumlah artis.

Read more!

Monday, 6 April 2009

Insya Allah Bukan Bermental “Lembek’

Fabiayyi alai Robbi kumma tukadzdzibaaa…n, ni’mat mana lagi yang hendak kita dustakan? Tidak ada Ya Allah… tidak ada.Sembari menunggu adzan Ashar selesai yang terdengar lumayan keras dari balik ruang apartemen Majesty dikota Bandung tempat dimana saya menginap selama sekitar sebulan terakhir masa sosialisasi sebagai kader baru Pileg 2009 dari PPP dengan nomor urut 2, tak berhenti dzikir kukumandangkan perlahan dalam hati sanubari yang terdalam.
Pesan untuk Pak Somali. A. Malik

Tulisan saya kali ini memang bertujuan untuk menjadi we-media dan bukan sekedar menjadi me-media – sesuai dengan keterangan yang saya dapatkan dari guru saya Kang Pepih Nugraha pengelola situs kompasiana ini. Bahwa sebuah blog itu dapat menjadi semuanya tanpa sekat yaitu: (1) me-media; (2) we-media; dan (3) our-media. Nah, terkait dengan tulisan saya dibab ini, saya ingin sedikit menyentil seseorang dari DPP PPP yang sejujurnya telah saya ikhlaskan posisi saya di No. 1 untuk dipakainya – sebelum Keputusan berdasarkan Suara Terbanyak dikeluarkan MK (Mahkamah Konstitusi) – bernama Somali. A. Malik. Diawal saya masih dapat menahan rasa geram dan mengelus dada, karena posisi Somali A. Malik ini adalah Wasekjen dari unsur aliran Islam Perti (sebenarnya kecil dan menjelang hampir musnah bila mereka tidak serius melakukan pembinaan kader-kader yang tersisa). Namun kejadian yang dengan sengaja ditimpakan kepada diri saya beserta beberapa orang tandem saya disekitar empat hari yang lalu benar-benar mulai mnyesakkan dada. Kejadian dimulai sejak pagi hari ketika saya mendapatkan laporan bahwa beberapa pamflet, banner, spanduk, dan sticker dirusak ‘diduga’ dengan sengaja oleh ‘orang-orang’ Somali. Beberapa dari para banalis tersebut terpergok oleh anggota timses saya dari Kota Cimahi.

Perbuatan kriminal tidak berhenti hingga disana, karena undangan resmi via sms dari salah seorang Ketua DPP PPP bernama Pak Emron Pangkapi (lebih kepada staff khusus Pan Menkop UKM Suryadharma Ali) agar malamnya mewakili PPP shooting diacara sejenis panggung demokrasi di Global TV namun dibalut dengan musik dan lagu dangdut – jadi tidak terlalu serius formatnya. Yang terpilih mewakili partai ada tiga orang, taitu: (1) Okky Asokawati; (2) Irvan Pulungan; dan saya (3) Marissa Haque Fawzi. Tentu saja kami – saya dan para tandem semua bersemangat karena masih terbayang-bayang kebahagiaan yang muncul pasca kemenangan gilang-gemilang saat shooting di Global TV kemarin. Dan yang paling bersemangat adalah Pak Suwardi bapak angkatku di PPP yang merupakan salah satu ketua didalam timsesku di dapil Jabar 1 ini. Dimana dengan keikhlasan luar biasa beliau khusu naik motor dari kota Bandung menuju wilayah saya sosialisasi dikota Cimahi hanya untuk sekedar membawakan dana cash – beliau bukan orang kaya dan ‘hanya’ seorang mantan anggota dewan DPRD tingkt II Kota Bandung – sebesar Rp 1.400.000,- untuk biaya makan dan transportasi kami semua.

Masya Allah… saya sangat terharu luar biasa menyaksikan dan merasakan keikhlasan tinggi yang sangat luar biasa dari sang tokoh senior PPP — dari aliran Islam Parmusi yang sebelumnya Perti ini — yang berusaha meng-akurkan serta merapatkan barisan demi bangkitnya kembali PPP partainya yang diwilayah Jawa Barat wa bil khusus Jabar 1 (kota Bandung dan kota Cimahi) tercinta tersebut.Namun apa yang terjadi dilokasi TPI saat itu kemudiannya? Innalillaahi… Ya Allah… ternyata undangan resmi partai dari salah seorang ketua partai ternyata dibajak ditengah jalan! Terlihat dengan sangat nyata bahwa penampilan saya dipublik dengan atas nama PPP ada yang secara serius dan terencana sedang berusaha mencegahnya. Karena ada dua orang lain dari kelompok oknum aliran Islam Parmusi yang tiba-tiba menggantikan posisi saya Marissa Haque Fawzi dan Irvan Pulungan dengan Ona (Nurhayati Payapo)/Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Ahmad Yani/Wakil Ketua Lembaga Bantuan Hukum. Dan kami – saya dan para tandem dari Jabar 1 – ‘menduga’ Pak Somali A. Malik adalah dalang utama dibelakang kejadian tersebut semuanya.

Ahmad Yani sebagai pengganti Irvan Pulungan tidak punya masalah dengan saya secara pribadi, karena sejauh ini hubungan kami terjalin melalui beberapa kali diskusi terkait dengan penanggulangan serta langkah-langkah hukum atas delik pidana ‘dugaan’ ijazah palsu Ratu Atut Chosiyah, SE dari Universitas Borobudur, Jaktim. Walau pada prinsipnya let’s agree for not agree dalam penanggulangan kasus pidana tersebut diatas, namun kami selalunya sopan antar satu dengn lainnya.

Namun tidak demikian/berbeda dengan Bu Ona (Nurhayati Payapo) yang sejak saya baru mendarat di PPP secara terbuka melalui koran Rakyat Merdeka menyatakan PERANG dengan kehadiran saya didalamnya dan mengancam Ketum PPP Bapak Suryadharma Ali agar tidak memberikan diskresi kepada saya Marissa Haque Fawzi. Pernyataan Ona saat itu menjadi headline di koran Rakyat Merdeka tersebut. Agar tidak jatuh kedalam fitnah tak mendasar, maka terkait dengan ribut-ribut kedua Ona terhadap sicantik-gaya Okky Asokawati yang dianggap telah merebut dapil lamanya di DKI 2 (Jaksel dan Luar Negeri) dapat dilihat pada beberapa alamat situs dibawah ini: Berita terkait Ona vs Okky dapat dilihat di pada alamat situs:

Sebagai salah satu unsur ketua di DPP PPP, saya menghimbau agar Pak Somali A. Malik — gambar posternya tertera diatas ini pesis dibantung dibawah banner saya disekitar daerah Sarijadi dikota Bandung — sudah harus meninggalkan cara-cara preman/bromocorah yang sangat tidak Islami seperti apa yang telah saya jelaskan diatas. Karena Pak Somali oleh karena posisi di DPP PPP telah berhasil mendapatkan posisi saya dinomor 1 pada dapil Jabar 1 yang telah saya ikhlaskan keberadaannya.

Alhamdulillah, Allah SWT mengijabah doa rintihan saya atas kedzoliman jebakan oknum elit DPP PPP diposisi 2 yang pada awalnya hanya didisain agar saya semata diproyeksikan menjadi vote getter buta pada Pileg 2009 ini dengan posisi 2 – sementara PPP sebagai sebuah partai selama ini dikota Bandung kurang sexy secara politis/tidak laku dengan hasil hanya 1 kursi atau tidak dapat kursi sama sekali. Maka sebelum keputusan MK keluar, kemungkinan besar saya tidak berhasil dengan posisi dinomor 2 sangatlah besar. Semangat sayapun sempat jadi drop luar biasa. Terutama disaat setelah saya menagih keras pada Ketum PPP agar mengembalikan saya diposisi sesungguhnya pada nomor 1 seperti sebelum diacak-acak oleh oknum tertentu tersebut sehari sebelum ulang tahun saya ke 46 pada pulul 24.00 tanggal 15 Oktober 2008 lalu.

Setelah keluarnya keputusan MK belakang ini, dengan segala kerendahan hati saya memohon kepada kita semua saudara dan saudariku para kader PPP yang membaca esei pada blog pribadi saya ini bahwa dimanapun anda berada agar menahan diri serta jangan menjadikan semua gejolak aturan politik yang terjadi belakangan ini sebagai sebuah perubahan yang membebani kita semua. Jangan jadikan beban saudaraku… please… jangan! Karena politik di Indonesia sebenarnya tidak lebih dari panggung sandiwara, sangat mirip syair didalam lagu Ahmad Albar dari grup God Bless.

PPP adalah partai dakwah saudaraku, dan kita para kader adalah para kader dakwah. Sangatlah tidak pantas bilamana kelakuan kita tidak sesuai dengan semangat Maulid Nabi Besar Muhammad SAW junjungan kita semua yang mengajarkan 4 sifat utama yang wajib kita semua miliki tanpa terkecuali, yaitu: (1) Shidiq; (2) Amanah; (3) Tabligh; dan (4) Fathonah.

Yuk, kita bangkit dengan semangat perubahan Islam menuju lebih baik…

Allahu Akbar! Kita belum merdeka!

Read more!

Sunday, 5 April 2009

Wajah Cantik nan Teduh Ini: Wardatul Asriah dari PPP

Hajjah Wardatul Asriah adalah istri dari Ketua Umum PPP Bapak Haji Suryadharma Ali bukanlah orang baru di dunia politik. Ia telah mencatat sejarah perjalan dalam politik praktis sebagai anggota Fraksi PPP di DPRD Kabupatan Bekasi periode 2004-2009 dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

Mbak Indah begitu dirinya biasa dipanggil. Perjalanan dari karir politik Wardatul Asriah ini sebenarnya telah dimulai sejak menjadi mahasiswi dengan menjadi pengurua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang berafiliasi ke NU (Nahdatul Ulama). Tak lama ia bergabung dengan PPP dan menjadi salah seorang pengurus puncak di WPP (Wanita Persatuan Pembangunan). Didalam perjalanan karirnya kemudian ia terpilih menjadi salah seorang wakil PPP untuk DPRD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada tahun 2004 yang lalu sampai dengan hari ini.Pada Pemilu 2009 mendatang beberapa hari ini, mbak Indah istri Ketum-ku tersebut akan meramaikan pemilu legislatif , namun kali ini mbak Indah membidik kursi wakil rakyat untuk DPR RI melalui daerah pemilihan Jabar VII yang meliputi Kabupaten Bekasi, Purwakarta dan Karawang. Pada wilayah Pileg ini mbak Indah akan head to head dengan Nurul Arifin salah seorang sahabatku dari golongan artis yang mewakili PG (Partai Golkar). Mbak Indah atau Ibu Wardatul yang memiliki paras cantik indo Betawi ini menjadi caleg DPR RI dengan nomor urut satu.

Mbak Indah yang dilahirkan pada 17 April 1965 itu mengaku siap bersaing memperebutkan kursi DPR RI, walau harus kerja ekstra keras pada wilayah Purwakarta dan Karawang. Terus menerus dengan mengabaikan rasa lelah dan terkadang membuatnya sakit untuk beberpaa hari namun hal tersebut tidak pernah menyurutkan langkahnya didalam melakukan sosialisasi dan silaturahmi. Berbeda dengan wilayah Kabupaten Bekasi, dimana selama masa menjabat menjadi anggota DPRD Kabupaten Bekasi saya lebih percaya diri karena telah secara menahun melakukan pembinaan akar rumput yang perhari ini telah berhasil kami PPP bina menjadi simpatisan bahkan menjelma menjadi beberapa kader hijau baru — konstituen sendiri.

Pasangan Suryadharma Ali-Wardatul Asriah ini dikaruniai empat orang anak. Tiga orang anak perempuan dan satu orang anak lakilaki. Hidup mulai terasa sangat lengkap bagi saya katanya pada suatu kunjungan informal saya kerumahnya. Satu anak perempuan mbak Indah – yang paling tua sangat cantik dan pintar lulusan Melbourne, Australia. Sekarang ini Kartika Yudisti (21 tahun) tengah menjalani pendidikan teknik kimia dikota London, Inggris. Berturut-turut anak-anak mbak Indak dan Pak Ketum-ku adalah: Sherlita Nabila (16 tahun), Abdurrahman Sagara Prakasa (14 tahun), dan Nadia Jesica Nurul Wardani (9 tahun).

Secara tegas mbak Indah mengatakan bahwa ia memilih menjadi wanita dengan karir politik, karena ajaran Islam membuka peluang lebar-lebar bagi kaum perempuan untuk meniti karir sesuai keinginannya. Tentu saja dengan catatan bahwa tidak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang isteri sebagai kodratnya seorang perempuan. Ia melengkapi keerangannya bahwa kalau ada anggapan bahwa isteri harus di rumah saja, itu merupakan pandangan warisan kolonial Belanda yang tidak menginginkan perempuan Indonesia khususnya perempuan Islam tidak maju. Lihatlah bagaimana aktualnya seorang isteri Nabi Siti Khadijah adalah sekaligus menjadi seorang pengusaha, dan putri beliau junjungan kita yang Fatimah juga ikut berperang, termasuk salah satu istri yang lainnya Aisyah yang memimpin perang onta melawan kedzoliman dimasanya.

Karena itu, ia gembira dengan perkembangan yang ada saat ini khususnya di PPP yang menunjukkan adanya peningkatan partisipasi kaum perempuan untuk terjun menekuni dunia politik. “Sekarang PPP tidak kekurangan kader perempuan. Sudah banyak perempuan yang bergabung dalam organisasi Wanita Persatuan Pembangunan. Karena itu, PPP tidak kesulitan merekrut calon anggota legislatif,” jelasnya.

Namun diakuinya bahwa jumlah keterwakilan perempuan PPP dalam Daftar Caleg Sementara (DCS) masih kurang dari 30 persen sebagaimana ketentuan Undang-undang. Jumlah bakal caleg perempuan PPP yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Daftar Calon Sementara (DCS) sebanyak 124 calon atau 27 persen dari total caleg yang memenuhi syarat yaitu 452 orang. “Hal itu karena banyak bakal caleg perempuan kita yang tidak melengkapi sejumlah persyaratan yang diminta, sehingga namanya dicoret oleh KPU,” katanya.
Karena itu, ia optimistis, ke depan PPP akan memiliki politisi perempuan sekaliber Hj Aisyah Aminy, politisi senior PPP yang dikenal vokal dan cukup lama duduk di kursi lembaga legislatif DPR RI. “Saya yakin, ke depan akan muncul Aisyah Aminy-Aisyah Aminy yang lain dari PPP,” terangnya ditutup senyum amat manis.
Secara mendalam saya pribadi Marissa Haque Fawzimendoakan semoga mbak Indah dapat menembus quota yang ditetapkan KPU dan kita semua bersama-sama dengan Okky Asokawati dan Ratih Sanggarwaty menerangi DPR RI di Senayan dengan langkah perjuangan Islami yang hanif serta istiqomah… insya Allah… Semoga.

Read more!